Penghambat Kerja Enzim
Kerja suatu enzim selama metabolisme tidak selalu berjalan lancar tanpa ada yang menghalanginya. Suatu zat tertentu yang dapat meng- halangi kerja enzim ini disebut inhibitor. Zat-zat penghambat (inhibi- tor) berupa zat-zat kimia yang dapat menghambat kerja enzim. Con- toh: garam-garam logam berat seperti air raksa, iodium-asetat, fluorida, sianida, azida, dan karbon monoksida.
Kerja suatu enzim selama metabolisme tidak selalu berjalan lancar tanpa ada yang menghalanginya. Suatu zat tertentu yang dapat meng- halangi kerja enzim ini disebut inhibitor. Zat-zat penghambat (inhibi- tor) berupa zat-zat kimia yang dapat menghambat kerja enzim. Con- toh: garam-garam logam berat seperti air raksa, iodium-asetat, fluorida, sianida, azida, dan karbon monoksida.
Nah, sebelum kalian mempelajari lebih lanjut tentang inhibitor tersebut, ikutilah rubrik Diskusi berikut ini.
Inhibitor dibedakan menjadi inhibitor reversibel dan inhibitor irreversibel. Inhibitor reversibel meliputi inhibitor kompetitif dan in- hibitor non kompetitif.
a. Inhibitor kompetitif
Zat penghambat ini mempunyai struktur yang mirip dengan subs- trat. Oleh karena itu, zat penghambat dan substrat bersaing untuk dapat bergabung dengan enzim membentuk kompleks enzim- subs- trat. Selain menghambat ikatan antara enzim dengan substrat, inhibi- tor dapat menghambat penguraian dan pembentukan senyawa baru. Inhibitor berikatan lemah (ikatan ion) dengan enzim pada sisi aktifnya sehingga inhibitor ini bersifat reversibel. Dengan menambah kepekatan substrat, inhibitor tidak mampu lagi bergabung dengan enzim. Con- toh inhibitor kompetitif yaitu asam malonat, yang menghambat ikatan antara enzim dengan asam suksinat. Perhatikan Gambar 2.6(c).
b. Inhibitor non-kompetitif
Pada umumnya, inhibitor ini tidak memiliki struktur yang mirip dengan substrat dan bergabung dengan enzim pada bagian selain sisi aktif enzim. Jika inhibitor ini bergabung dengan enzim maka akan mengubah bentuk sisi aktif enzim. Dengan demikian, bentuk sisi aktif tidak sesuai lagi dengan bentuk substrat (ingat model kerja enzim teori gembok– kunci). Contoh inhibitor non-kompetitif, antara lain: pestisida (DDT) dan paration yang menghambat kerja enzim dalam sistem syaraf, serta antibiotik dan penisilin pada sel bakteri. Perhatikan Gambar 2.6(b).
Berbeda dengan dua macam inhibitor yang lain, inhibitor irreversi- bel melekat pada sisi aktif enzim dengan sangat kuat (ikatan kovalen) sehingga tidak dapat lepas dari enzim (irreversibel). Akibatnya, enzim menjadi tidak aktif.
Selanjutnya, apakah hanya inhibitor saja yang dapat mempenga- ruhi kerja enzim? Berikut kalian akan mempelajari faktor-faktor yang memengaruhi kerja enzim tersebut.
Berbeda dengan dua macam inhibitor yang lain, inhibitor irreversi- bel melekat pada sisi aktif enzim dengan sangat kuat (ikatan kovalen) sehingga tidak dapat lepas dari enzim (irreversibel). Akibatnya, enzim menjadi tidak aktif.
Selanjutnya, apakah hanya inhibitor saja yang dapat mempenga- ruhi kerja enzim? Berikut kalian akan mempelajari faktor-faktor yang memengaruhi kerja enzim tersebut.