Kritik Sastra adalah analisa terhadap suatu karya sastra untuk mengamati atau menilai baik buruknya suatu karya secara objektif.
Ciri-ciri Kritik Sastra
Contok Kritik Satra
Ciri-ciri Kritik Sastra
- Bersifat objektif.
- Bertujuan untuk membangun (memperbaiki) karya yang dikritik.
- Menjadi bahan acuan untuk meningkatkan kreativitas pencipta karya tersebut.
Contok Kritik Satra
Kritik Puisi yang berjudul “Pada Suatu Hari Nanti” karya Sapardi Djoko Damono.
Untuk memhami pusi kita dapat memulai dengan memparafrase.
Memparafrase adalah mengubah dari bentuk puisi ke dalam bentuk prosa.
Puisi ini apabila diparafrase akan seperti ini, pada suatu hari nanti
bila jasadku ada lagi. Tetapi engkau tetap bisa menjumpaiku dalam
karyaku yang tertuang dalam baiti-bait sajak ini sebab engkau tak akan
aku relakan sendiri setelah aku tiada nanti.
Pada suatu hari nanti jika suaraku tidak terdengar lagi tetapi kau
masih bisa mendengarkan suaraku di antara larik-larik sajak ini yang
dibaca oleh orang-orang yang menyukai puisi. Dengan demikian, kau akan
tetap menikmati, dengan cara ini aku menyiasati perpisahan denganmu.
Pada suatu hari nanti bila impianku pun tak dikenal orang-orang lagi,
namun disela-sela huruf sajak ini kau tidak akan bosan dan letih
menelaah nilai-nilai yang terkandung di dalam sajak ini yang selama ini
aku cari dalam hidupku yang aku tuangkan dalam sajak.
Hasil dalam memparafrase di atas dapatlah ditarik simpulan sebuah
tema perasaan cinta terhadap seseorang. Perasaan tersebut diungkapkan
dengan pernyataan bahwa aku lirik tidak akan meninggalkan seseorang
tersebut meskipun ia sudah meninggal dunia. Lewat karyanya, orang yang
dicintai akan tetap bersamanya , yang diungkapkan dalam baris “ tapi
dalam bait-bait sajak ini”,” kau takkan kurelakan sendiri”. Dengan
karyanya juga orang yang dicintai dapat mendengarkan puisi yang
dibacakan atau ia baca sendiri yang mana dalam kegiatan ini seolah- olah
orang yang dicintai mendengar suaranya, hal ini ada pada baris yang
berbunyi “tapi di antara larik-larik sajak ini”,” kau akan tetap
kusiasati”.
Amanat yang terkandung dalam puisi tersebut adalah penulis ingin
menyampaikan pesan kepada orang-orang terdekat, orang-orang yang selama
ini dicintai dan mencintainya bahwa dirinya akan selalu ada meskipun
secara jasad sudah tiada . Keberadaan dirinya akan selalu dirasakan
melalui karya-karya puisi yang ditulisnya. Puisi-puisinyalah yang
nantinya akan menemani setiap orang-orang yang merindukannya.
Suasana yang tergambar pada puisi tersebut adalah suasana khususk,
sedih, namun menyiratkan optimism. Ada empat unsur hakikat puisi yang
harus diperhatikan yaitu: tema, perasaan penyair, nada atau sikap
penyair terhadap pembaca, dan amanat. Keempat unsur tersebut akan
menyatu dalam wujud penyampaian bahasa penyair. Disinilah kehebatan
Sapardi Djoko Damono menyatukan keempat unsur itu ke dalam wujud
penyampaian bahasa penyair. Meskipun Sapardi menggunakan bahasa yang
lugas dalam penyampaian perasaannya, ia tidak meninggalkan ciri khas
bahasa sastra yaitu bahasa estetik.
Oleh : Nining Puji Astuti
Tags
Bahasa Indonesia